Industri Minuman Indonesia Memiliki Prospek Cerah


 

Industri minuman tumbuh dengan pesat dalam beberapa waktu terakhir.  Tidak aneh jika kemudian banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya di Indonesia.  Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), Triyono Prijosoesilo, menjelaskan bahwa salah satu pendorong pertumbuhan minuman ringan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa.  “Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negera berpenduduk keempat terbesar di dunia,” kata Triyono dalam Seminar FOODREVIEW INDONESIA bertajuk Tren Industri Minuman Indonesia, di IPB International Convention Center, 20 Oktober lalu.  Lebih lanjut Triyono menjelaskan bahwa di Indonesia pasar minuman ringan tumbuh cukup baik dengan tingkat kompetisi yang tinggi.  “Air Minum Dalam Kemasan masih mendominasi total pasar minuman ringan di Indonesia dengan penguasaan pasar mencapai 60-70%,” ujar Triyono.  Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, meningkatnya daya beli dan mobilitas masyarakat yang semakin tinggi, maka pertumbuhan industri minuman ringan cukup positif, yakni berkisar antara 1 hingga 2 digit.

 

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Pemimpin Umum FOODREVIEW INDONESIA –Suseno Hadi Purnomo mengungkapkan, bahwa dari waktu ke waktu produk minuman telah mengalami transformasi sesuai kebutuhan konsumen.  “Jika dahulu begitu populer minuman sirup, maka kini sudah mulai bergeser ke arah minuman yang menyehatkan,” kata Suseno.  Konsumen tidak hanya mengonsumsi produk minuman, tetapi lebih dari itu, mereka mengharapkan manfaat lebih bagi kesehatan.

Senada dengan Suseno, Peneliti SEAFAST Center IPB –Prof. Nuri Andarwulan menjelaskan prospek penambahan zat gizi atau komponen bioaktif tertentu dalam meningkatkan manfaat produk minuman.  Salah satu isu menarik yang dikemukakannya adalah Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 30 tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji.  “Hal ini memberikan tantangan bagi industri minuman, terutama untuk mengurangi penggunaan gula dan juga indeks glikemik minuman,” tutur Nuri.  Untuk mengurangi gula, sebagai alternatif industri dapat menggunakan pemanis.  “Sedangkan untuk menurunkan indeks glikemik, dapat menggunakan serat larut,” ungkap Nuri.

Turut hadir sebagai Pembicara Seminar FOODREVIEW INDONESIA adalah Dra. Deksa Presiana, Apt. MKes. (Badan POM RI), Dr. Eko Hari Purnomo (SEAFAST Centeri IPB), Klaus Kofod (Ellab Denmark), dan Prof. Ratih Dewanti Hariyadi (SEAFAST Center IPB).  Materi Seminar dapat diunduh di sini. Fri-09

Klik disini untuk mengunduh file seminar