Stevia - A New Natural Sweetener for Foods and Beverages
Industri pangan saat ini dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Selain persaingan yang semakin meningkat, konsumen juga menghendaki produk yang lebih berkualitas. Head of Global Scientific & Regulatory Affairs PureCircle -Dr. Sidd Purkayastha, mengungkapkan bahwa industri pangan mendapatkankan tekanan yang lebih berat dibandingkan sebelumnya. “Konsumen semakin peduli akan kesehatan. Salah satunya disebabkan oleh munculnya fenomena obesitas di dunia,” kata Dr. Sidd. Hal tersebut diungkapkannya dalam Seminar FOODREVIEW INDONESIA bertajuk Stevia - A New Natural Sweetener for Foods and Beverages, yang diselenggarakan oleh FOODREVIEW INDONESIA bekerja sama dengan SEAFAST Center IPB, pada 9 April lalu di IPB International Convention Center Bogor.
Lebih lanjut Sidd menjelaskan, obesitas dan diabetes telah menjadi masalah bagi banyak negara di dunia. “Cina, India, dan Amerika Serikat adalah tiga negara dengan populasi penderita diabetes terbesar.” Oleh sebab itulah, banyak pihak yang menghendaki perbaikan pola konsumsi, termasuk dengan mengurangi kandungan energi pada produk pangan.
Gula merupakan salah satu ingridien pangan yang cukup banyak mendapat perhatian industri pangan terkait hal tersebut. Guna menurunkan kandungan kalori, industri pangan mulai mengurangi gula dalam formulasi produknya. Hanya saja, konsumen tetap menuntut produk dengan cita rasa yang lezat, termasuk adanya kehadiran rasa manis. Untuk mengatasi hal ini, kemudian digunakanlah pemanis rendah kalor, atau yang dikenal dengan pemanis non-nutritive.
Terdapat dua jenis pemanis non-nutritive, yakni sintetik dan alami. “Walau pemanis sintetik telah melalui kajian ilmiah, namun seringkali kita tidak bisa mengubah persepsi konsumen yang cenderung menghendaki produk yang lebih alami,” kata Sidd.
Steviol glycoside merupakan pemanis alami yang berasal dari tanaman Stevia rebaudiana Bertoni. Stevia dapat menjadi jawaban akan kebutuhan pemanis rendah kalori yang alami. “Stevia adalah pemanis yang dapat memenuhi persyaratan secara rasa, ekonomi, dan juga sustainability,” kata Sidd.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Direktur Global Stevia Institute -Dr. Priscilla Samuel menjelaskan stevia memiliki sejarah panjang dalam penggunaannya. “Lebih dari 200 penelitian telah dilakukan terkait keamanannya,” kata Priscilla. Selain itu, JECFA juga telah melakukan review ilmiah mengenai keamanan steviol glycoside pada 2000, 2005, 2006, 2007, dan 2009. “Hasilnya kemudian diterbitkanlah nilai ADI steviol glycoside, yakni sebesar 4 mg/kg berat badan per hari,” ungkap Priscilla.
Dalam kesempatan yang sama juga hadir sebagai Pembicara antara lain Pratiwi Yuniarti (Badan POM RI), Prof. Nuri Andarwulan (SEAFAST Center IPB), Dr. Dede R. Adawiyah (SEAFAST Center IPB), dan Henry Low (Canadean). Materi Seminar selengkapnya bisa diunduh di sini. @hendryfri