Industri Pangan Berpotensi Rugi Akibat Banjir




Banjir yang melanda ibukota sejak sepekan terakhir mulai berangsur surut. Banjir tahun ini berpotensi membuat rugi industri makanan dan minuman di Indonesia. Menurut Adhi Lukman Ketua GAPMMI dalam acara temu wartawan Selasa lalu (21/1/2014) di Jakarta, industri pangan berpotensi rugi hingga 25 persen per hari. “Sebanyak 40% industri pangan ada di wilayah Jabodetabek dengan omzet rata-rata Rp 800 miliar per hari. Selama banjir pengusaha diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp 200 miliar/hari,” ujar Adhi. Sumber kerugian dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti misalnya pemadaman listrik oleh PLN sehingga industri tidak dapat berproduksi, hingga putusnya jalur distribusi dan transportasi sehingga pengiriman barang terhambat.


Meskipun demikian, industri pangan bersepakat untuk tidak menaikkan harga jual produk saat banjir, karena menurut Adhi, banjir bersifat temporer dan masuk ke dalam kategori bencana/musibah. Tahun ini kemungkinan industri akan menaikkan harga jual produknya hingga 10%, bukan karena banjir melainkan karena berbagai faktor seperti naiknya nilai tukar rupiah, naiknya harga bahan bakar, naiknya tarif dasar listrik dan gas, serta naiknya Upah Minimum Regional. Fri-12