Optimisme Belanja Masyarakat di Tahun 2011
Consumer confidence index (CCI) menggambarkan seberapa besar optimisme konsumen dalam menyimpan dan membelanjakan uangnya. Implikasinya, jika nilai optimisme konsumen tersebut rendah, maka pertumbuhan ekonomi Negara menjadi lambat karena konsumen mengurangi tingkat belanjanya, dan sebaliknya jika nilai CCI besar maka diprediksi perekonomian Negara tumbuh dengan cepat.

Untuk mengetahui nilai CCI ini, Market Research Indonesia (MRI) melakukan riset tahunan mengenai Consumer Confidence & Shopping Behavior 2010/2011, yang dipaparkan pada 25 Januari lalu di Le meridian Hotel Jakarta. MRI mengadakan riset untuk menambah wawasan manajemen perusahaan dan organisasi mengenai keyakinan masyarakat, ekspektasi mereka dan kemungkinan perilaku belanja masyarakat tahun 2011 yang akan sangat bermanfaat dalam pembuatan rencana-rencana strategis perusahaan untuk tahun 2011.
Dalam risetnya, MRI menemukan korelasi positif antara CCI dengan pertumbuhan ekonomi (nilai koefisien korelasi sebesar 0,970). Dengan demikian nilai CCI dapat digunakan untuk mengindikasikan arah pertumbuhan ekonomi ke depannya.
Dalam pemaparan hasil riset tersebut juga menghadirkan Faisal Basri, ahli ekonomi Indonesia. Dalam kesempatan itu, Faisal membeberkan kondisi perekonomian Indonesia dan dunia pada masa sekarang dan yang akan datang. Faisal menilai perekonomian dunia semakin membaik, begitu juga dengan perekonomian Indonesia. Nilai GDP Indonesia di berbagai sektor naik, serta nilai inflasi yang masih bisa ditekan pada angka 5 membuat Faisal optimis akan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Investasi Indonesia juga diprediksi akan terus berkembang hingga 5 tahun kedepan, karena investor asing makin percaya dengan perekonomian Indonesia yang terus stabil. Dan dari kondisi ekonomi yang dinilai makin membaik ini, Faisal memprediksi tingkat konsumsi dan belanja masyarakat juga akan meningkat.
Pemaparan Faisal agak bertolak belakang dengan hasil riset MRI, yang disampaikan oleh Harry Puspito. MRI menilai optimisme masyarakat menurun dalam banyak hal. Dengan total responden hingga 500 orang yang berusia lebih dari 20 tahun, MRI memaparkan bahwa masyarakt lebih pesimis di tahun 2011. Menurunnya harapan masyarakat akan terjadinya perbaikan situasi pada 2011 tampaknya dipengaruhi oleh keyakinan mereka akan kenaikan harga-harga dan memburuknya kondisi ekonomi dan sosial politik. Adanya wacana kenaikan tarif transportasi dan harga BBM juga menambah pesimisme masyarakat di 2011. Kejadian bencana alam yang berturut-turut dalam waktu yang hampir bersamaan juga menjadi salah satu alasan masyarakat.
Akibatnya adalah menurunnya rencana pembelian masyarakat untuk berbagai produk dan layanan. Masyarakat cenderung lebih menyukai belanja di pasar tradisional dan mengurangi kunjungannya ke mal-mal. Berburu harga yang murah juga dilakukan masyarakat untuk menghemat pengeluaran meraka.
Dalam situasi yang pesimis seperti ini, konsumen akan cenderung menghentikan konsumsi dan mengurangi kunjungan ke outlet modern (mal), karena itu industri perlu berinvestasi dalam kegiatan above dan below the line untuk menarik pelanggan dan bahkan merebut pangsa pasar. Saat konsumen mencari harga-harga rendah, terbuka peluang untuk produk-produk yang berharga murah dan produk dalam kemasan besar yang lebih ekonomis.
Oleh : Fitria
(FOODREVIEW INDONESIA Edisi Maret 2011)